Kenalkan namaku Ray. Cerita ini
adalah pengalaman yang kualami
saat duduk di bangku SMP, saat itu
usiaku 13 tahun. Cerita ini kutulis
karena tantangan para tokoh yang
terlibat dalam cerita ini. Semua
nama di cerita ini telah disamarkan.
Sejak aku masuk SMP, mama ku
mendapatkan promosi di kantornya,
sehingga dia terpilih menjadi kepala
cabang di salah satu bank swasta di
Bandung. Sedangkan papaku
menjalankan perusahaan nya yang
bergerak dalam industri perabotan
plastik rumah tangga. Pekerjaan
yang ditekuni kedua orang tuaku
memberikan dampak pada
lingkungan sosialku. Gaya hidup
kaum elit biasa kualami, gosip-gosip
skandal seks pun sudah sering aku
dengar dari aku masi kecil. Tapi saat
itu aku belum mengerti hal-hal yang
berbau seks.
Menjadi murid SMP tidaklah sulit,
hanya saja kini kedua orang tuaku
sudah jarang di rumah. Aku
bersekolah di sekolah swasta di kota
Bandung, sekolah itu dekat dengan
rumahku kurang lebih 20 menit,
hanya saja kalau pulang, lalu lintas
ke arah rumah ku macet total. B*C
dan *P adalah titik macetnya.
Setiap sampai di rumah aku berganti
pakaian, lalu jalan ke *P untuk
makan siang. Begitu lah hari-hari
yang kulalui. Setelah berjalan
beberapa bulan, gaya hidup yang
tidak sehat ini telah memberikan
hadiah kepadaku berupa sakit
thypus. Tidak tanggung-tanggung 2
minggu lamanya aku terbaring di RS
Borome*s.
Selama aku sakit, yang mengurus
dan menjagaku adalah kakak
papaku,sebut saja dia Tante Agnes. Si
cantik berusia 51 ini mempunyai 3
anak perempuan, Janice 25 thn,
Joanne 20thn, dan si bungsu Jessica
16 tahun. Keluarga kami adalah
keterunan Manado – Belanda,
sehingga kami dikaruniai fisik yang
diatas standar (hehehe, gw emang
ganteng). Ditambah suami Tante
Agnes yang berkewarganegaraan
Filipina menambahkan nilai eksotis
pada ke tiga sepupuku.
Tidak lama setelah aku keluar rumah
sakit, kedua orang tuaku beserta om
dan tanteku bertemu untuk
merundingkan tentang masalah
kesehatan ku. Hasil dari pertemuan
itu yaitu setiap pulang sekolah aku
akan pulang ke rumah tante ku, baru
nanti aku dijemput mamaku
sepulang kerja. Hal ini aku setujui
karena aku senang bermain bersama
sepupu-sepupuku. Soalnya kalau di
rumah aku sendirian, bermain PS2
ditemani pembantu merupakan hal
yang membosankan bagiku.
Beberapa bulan aku numpang makan
di rumah tanteku, merubah banyak
aspek baik dalam kehidupanku
maupun kehidupan mereka. Kamar
tamu di rumah mereka, kini salah
satunya disulap menjadi kamarku,
bahkan terkadang aku menginap di
rumah mereka. Mereka tinggal di
daerah elit sekitar Univ. Maranath*.
Mereka keluarga yang kaya tidak
kalah kaya dengan kedua orang
tuaku. Kolam renang di rumahnya
sering aku pakai, karena itu
merupakan saat-saat bahagiaku
memandangi sepupuku berenang
mengenakan pakaian renang seksi.
Kejadian itu terus berulang sampe
aku mulai mengenal masturbasi,
setiap aku berenang bareng, lalu aku
bermasturbasi di kamar mandi.
Kebiasaan itu berlangsung cukup
lama, sehingga mengakibatkan
kejadian yang tak terduga namun
membahagiakan.
Sore itu selesai berenang, aku
mengeringkan badanku, lalu
bergegas lari ke kamarku,
menanggalkan pakaian renangku
dan masuk ke kamar mandi. Kali ini
aku ceroboh karena lupa mengunci
pintu kamarku. Saat asyik
bermasturbasi, tanpa sadar Jessica
masuk dan tiduran di kamarku, lama
kelamaan mungkin karena suara ku
terlalu hot di kamar mandi, dia
penasaran dan membuka pintu
kamar mandi yang tidak aku kunci
(kamar mandi dalam kamar tidur ya
ngapain di kunci pikirku, kan pintu
kamernya juga biasa dikunci).
Jreeeeeng aku lagi asik di bath tub
sambil ngocok, tiba-tiba kaget
denger suara "Lagi ngapain Ray itu
titit disabunin terus-terusan? Enak
ya?" Tanya Jessica kepadaku.
Jantung ku serasa jatuh ke ujung
kaki. Sambil telanjang aku langsung
berdiri dan memohon-mohon
kepada Jessica supaya merahasiakan
hal ini kepada kedua orang tuaku,
juga kepada om tanteku.
"sudah-sudah, kamu mending cepet
selesain mandi, baru ngomong lagi,
itu tititnya kasian tuh kedinginan."
Sambil cekikikan dia berjalan ke
kasurku.
Aku lalu melanjutkan mandiku
sambil memikirkan beribu alasan
yang akan aku katakan kepada kak
Jessica. Selesai mandi, aku langsung
rebahan di sebelah Jessica sambil
memohon supaya dia mau jaga
rahasia.
"wajar lah kamu kan cowok, kaka
juga tau umur sekamu ya lagi tinggi-
tingginya, lagian kakak juga suka
ngobrol sama ka Jo (panggilan
Joanne), ka Jen (panggilan Janice)
kalo lagi renang kan kamu ngaceng
liatin nenen kita-kita kan?"
Kaget rasanya denger kata-kata itu
dari mulut ka Jes. "nggak kok ka..."
jawabku yang tertunduk malu.
"ya udah kaka ga akan bilang ke
sapa-sapa, tapi lain kali jangan lupa
kunci pintu kamarnya ya." Sambil
tersenyum dia mengelus kepalaku.
Setelah kejadian itu, kedekatanku
dengan ka Jess kian erat. Kini aku
mulai sering curhat ke dia. Kadang-
kadang kalau aku tidak dijemput
orang tuaku, aku tidur bareng ka
Jess. Hingga suatu malam ka Jess
ngobrol denganku masalah pacar.
"ray, lu udah ada cw?"
"belum ka, temen gua jelek-jelek
hahaha." Jawabku dengan santai
"emang nya lu mau kaya apa cwnya?
Lu kan muka cakep, tinggi aja uda se
gua." Sambil berdiri di samping ku.
"ya kelamaan tinggal sama cw-cw
cantik ka, jadinya liat cw lain jelek
semua" jawabku sambil bercanda.
"pantesan lu tiap hari ngocok mulu.
Cari pacar sana biar ada penyaluran
kan kasian itu tititnya ditipuin terus."
Sambil menunjuk kearah
kemaluanku
"ah kaka edan ngomongnya, masa
pacar buat penyaluran."
"ya kamu yang edan, masa sepupu
sendiri buat bahan ngocok" sambil
ketawa-ketawa akhirnya kita
rebahan di kasurnya.
"kaka sendiri napa putus sama
david?" tanyaku.
"Abis dia maksa mau ml sama kaka
terus, kalo oral sih ga masalah kaka
sih, tapi kalo ml tar hamil gimana?
Mending keluarganya beres, lah itu
papa mamanya aja suka ngobat.
Serem kaka sih lama-lama jalan sama
dia, mending putus aja."
Denger kata ml dan oral langsung
membuat jantung ku berdetak
kencang. "emangnya kaka pernah
nyepongin david?" tanyaku
penasaran
"ya pernah lah, namanya juga
pacaran. Kamu sih makanya kerjaan
di sekolah diem aja di kelas, main
coba sama temen-temen, jangan
belajar terus."
"kalo ka david suka oral kaka juga?"
"heeh" ka jess mengangguk
kepadaku. Tanpa disadari
kemaluanku sudah berdiri tegak
dibalik celana kolor (soalnya dari
kecil ga pernah tidur pake celana
dalam sob). "tuh uda ngaceng lg"
sambil menunjuk ke celanaku.
Aku langsung meluk guling karena
malu. Sambil ketawa ka jess duduk
lalu memegang pinggangku. "sini-
sini liat" aku masi menepis tangan ka
jess yang mau merebut gulingku.
Upaya dia tidak membuahkan hasil,
sampai akhirnya dia menyerah.
"uuuuuu dasar pelit, padahal kalo
mau kasi liat tar boleh minta
dikocokin sama kaka."
Bagaikan disambar petir, aku merasa
seperti seorang petinju yang di ko
lawan. Jreg jreg nong! "hah yang
bener ka, ih kaka kalo ngomong suka
ngaco aja dasar." Penasaran juga
bener ga tadi ngomong gitu.
"ya udah kalo ga mau sih" dia mulai
tiduran lagi
"ya mau kalo dikocokin sih" jawabku
perlahan. Eh si ka jess langsung
membalikkan badan sambil nyengir,
lalu duduk.
"sok mana liat ray." Aku lalu
melepaskan gulingku. "ya dibuka
celananya tolol, ngapain juga liat lu
masi pake celana."
"wah ga mau kalo lepas celana sih."
Jawabku mulai ga nyaman
"nah kan kamu tuh **** ya, mau
ngocokinnya gimana kalo kamu pake
celana?" mulai kesal ka jess
Iya juga ya pikirku. "dikit aja ya
bukanya" aku kemudian
menurunkan celanaku sedikit.
Tiba-tiba ka Jess langsung narik
celana ku ke bawah sambil ketawa.
"hahaha dasar ****, sapa juga yang
mau kocokin kamu, lagian langsung
lemes juga itu tititnya."
Mendengar ejekan ka jess aku
memakai kembali celanaku sambil
berjalan keluar kamarnya, menuju
kamarku. Tapi ka jess mengejarku di
belakang, dia lalu mengikutiku
masuk ke kamar.
"heh gitu aja marah sih, kan kaka
cuma bercanda, sini katanya mau
dikocokin."
"ga usah ka, kaka kalo bercanda
keterlaluan, mulai besok ray
langsung pulang ke rumah aja, ga
mau ke sini lagi.
"tuh kan, kaka kan cuma bercanda,
sini-sini kaka kocokin." Dia sambil
mendekati tubuhku yang meringkuk
memeluk guling. Lalu perlahan-
lahan tangannya mulai memegang
kemaluanku dari luar celana. "ayo
duduk dong, katanya mau dikocokin"
Aku masih tiduran "ga usah palingan
nanti ngejekin lagi."
Tiba-tiba ka jess berdiri, berjalan ke
arah pintu kamar, lalu menguncinya.
Kemudian dia berjalan kembali ke
wajahku. "iya maaf ray, sini kamunya
duduk dulu."
Bagai sapi dicocok hidungnya, aku
menurut saja. Aku kemudian berdiri,
melepaskan celana kolorku, lalu
duduk disamping kasur, sedangkan
ka jess berlutut persis didepanku
sambilmelihat ke arah kemaluanku
yang sudah lemas. Tangannya lalu
mulai mengelus-elus pahaku, lalu
mulai meraba-raba kemaluanku. Ga
perlu waktu lama untuk melihat si
kecil kembali berdiri tegak. Ka jess
lalu mulai mengocok kemaluanku
perlahan, tindakan dia kemudian
mengejutkan ku saat mencium
kepala kemaluanku.
"ka katanya kocokin aja... kok
diciumin juga?" tanya ku sambil
ketakutan bercampur tegang.
"ini bonus dari kaka, biar kamu mau
maafin kaka." Kemudian dia mulan
menjilat-jilat ujung kemaluanku,
sambil sesekali memasukkannya
kemulut. Kocokannya mulai
dipercepat, hisapannya pun mulai
liar.
"kak... oh... enak pisan kak...." aku
mulai meracau ga karuan, tapi ka jess
tidak menjawab apa-apa.
Sambil terus menikmati hisapannya,
lalu ka jess menoleh "nanti kalo mau
bucat bilang ya." Kemudian
melanjutkan hisapan-hisapannya.
Sudah tidak tau berapa lama aku di
oral ka jess, apakah 5 menit, atau 5
jam... tapi semua terasa nikmat. Saat
sudah mendekati puncak orgasme,
sambil terengah-engah aku bilang
"ka... ka uda mau keluar... ka ntar
awas kena mukanya..." mendengar
kata-kataku, bukan berhenti tapi
justru hisapannya menjadi semakin
keras. Aku menahan spermaku
sekuat tenaga supaya ga keluar kena
muka ka jess, tapi rasa nikmatnya ga
tertahankan. Akhirnya pun aku
melepaskan sperma ku di mulutnya.
"aduh ka sori ga tahaaan..." kataku
sambil menyemburkan sperma ke
mulutnya. Ka Jess Cuma tersenyum
sambil menelan spermaku, dan
membersihkan kemaluanku dengan
lidahnya. Kemudian dia berdiri lalu
menjatuhkan badannya ke kasur di
sebelahku.
"enak ga ray?" tanya dia sambil
nyengir
"enak ka." Jawabku malu ga brani
menatap matanya
"tar kalo kamu mau lagi bilang aja,
tapi lain kali kamu kocokin kaka juga
ya" jawabnya sambil senyum "udah
yu tidur, sana pake celana dulu."
Aku segera berdiri mengambil
celanaku, lalu tiduran disebelahnya,
tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepadanya yang dibalas
dengan senyuman manisnya.
Akhirnya kamu menutup hari kami
dengan tidur berpelukan bersama
sampai pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar